KISAH PASCA LULUS S1

Hidup jauh dari keluarga memang memberikan banyak cerita yang tak bisa dilukiskan hanya saja dalam tulisan, namun itu sudah cukup untuk mewakili sebagian ekspresi sedih duka, senyum bahagiya hidup jadi orang rantau. Untuk kisah lebih jelasnya perhatikan bagian berikut. [Please klik read more]

Perkenalkan saya adalah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang angkatan 2009 yang baru saja dinyatakan lulus dari pendidikan S1 saya. Saya dinyatakan lulus pada tanggal 26 Agustus 2013 dari kampus tercinta saya. Saya adalah satu dari 2 mahasiswa yang mendapatkan kesempatan lulus dengan waktu tempuh kuliah tercepat di jurusan saya dari angkatan 2009. Sebuah kebanggaan memang, terlebih hasil studi saya atau biasa disebut IPK cukup baik juga dibandingkan dengan teman-teman seperjuangan saya. Dibalik semua kebahagiyaan tersebut di atas, ternyata banyak kisah yang muncul setelah saya dinyatakan lulus.
Pada bagian ini saya akan mencoba memaparkan keluh-kesah saya sebagai lulusan baru. Langsung saja, ok.
Lulus memanglah adalah sebuah kebanggaan dan kebahagiyaan, namun dibalik kelulusan saya ternyata di depan sudah banyak tantangan yang menghadang. Tantangan tersebut seperti (1) Persaingan mencari kerja yang sangat ketat; (2) sindrome takut kehilangan teman-teman yang di sayang selama menempuh kuliah; (3) sindrome akan takutnya jika nanti saya tidak bisa bekerja; (4) tuntutan dari dalam diri harus mendapatkan pekerjaan yang layak dan bagus; (5) batasan-batasan dari orang tua dalam pengambilan tempat untuk memulai karier saya. 
Pada saat saya menulis ini, persaingan kerja [CPNS] formasi 2013 sedang menjadi trending topik. Semua mata tertuju pada seleksi tersebut, padahal diketahui bahwa dari hasil rekap data pendaftar ditemukan perbandingan antara yang diterima dan pendaftar itu rata-rata 1:200 [Kudus], mungkin tidak jauh dengan tempat yang lain. Saya sebagai fresh graduate, melihat persaingan tersebut antara ragu dan optimis mencoba mendaftar. Akan tetapi berbekal dengan keyakinan, restu, dan dukungan  dari orang tua; sahabat; teman-teman terdekat saya mantapkan untuk mencoba mengikuti seleksi tersebut walau terpaksa mendaftar pada hari terakhir pendaftaran [30/09/2013].
Keputusan saya sudah bulat, saya mendaftar di Kudus walaupun persaingannya sangat hebat. Berbekal restu semuanya dan ijin Allah saya mengirim berkas yang dipersyaratkan dari pihak penyelenggara CPNSD Kudus. Alkhamdulilah selama saya mengirimkan berkas di kantor pos, energi positif selalu menghapiri saya. Sampai saat ini saya tetap berharap bahwa itu adalah sebuah pertanda awal yang bagus untuk ke depan. Amin
Masa-masa fakum seperti ini memang masa-masa yang menyedihkan. Selain saya harus bertarung melawan rasa malas dan takut dari dalam diri, saya juga harus berani mencari hal-hal baru yang lebih positif. Dan hal yang paling sulit bagi saya sampai saat ini adalah "mendapatkan teman-teman dekat saya bisa memberikan waktunya untuk berkumpul dengan saya, berbagi cerita dan berbagi canda sekedar melepaskan semua beban saya". Nampaknya sejauh ini mereka belum mengetahui bahwa sebenarnya posisi saya setelah lulus itu lebih membutuhkan kehadiran mereka setiap saat dari pada waktu dulu saya masih kuliah yang masih memiliki kesibukan yang jelas.
Sekarang setiap saat yang dipikirkan adalah apa pekerjaan saya, saya akan bekerja dimana, adakah yang bisa berbagi cerita dengan saya, kemana saya harus berbagi kebingungan ini, adakah yang mau berbagi pekerjaan dengan saya, apakah saya berbarti untuk kalian, apakah saya masih dianggap oleh kalian, apakah kalian tahu kalau saya ingin selalu bersama kalian, apakah kalian tahu kalau saya takut kehilangan kalian,  akankah kalian mengingat saya, akankah kalian mencari saya jika saya sudah tidak ada disini. Beginilah ternyata rasa seorang yang sedang dalam posisi paling rendah dalam kehidupan sosial [post power sindrome], sangat membutuhkan pengakuan dari orang-orang terdekat dan terpilih takut dirinya tidak berharga lagi.

Tapi tetap kembali bahwa inilah hidup, saya yakin kalian juga akan merasakan hal yang sama seperti ini suatu saat nanti. Kalian tetaplah yang terbaik, tak mungkin kan ada yang bisa menghapus memori dan jejak indah/tak indah yang sudah kita jalani. Tetaplah berpegang teguh pada prinsip bahwa "Berikanlah yang Terbaik untuk Orang-orang yang Anda Pilih Menjadi Orang-orang terdekat dan tersayang anda". Keep Spirit and solidarity. Ingatlah suatu saat tua nanti kita kan merindukan masa-masa ini.

*Sekian dulu [Terimakasih]

Comments