MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING

Hakikat Administrasi
Menurut Ibrahim Bafadal (2006;3) menjelaskan bahwa administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad berarti “ke” atau “kepada”. Sedangkan ministrare berarti melayani, membantu atau mengarahkan.. Kemudian Istilah tersebut masuk kedalam bahasa inggris menjadi administration dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa indonesiaa menjadi administrasi. Secara konsepsional, istilah administrasi dapat diartikan secara sempit dan luas.

a) Dalam Arti Sempit
Administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis keterangan dengan tujuan agar dengan mudah dapat memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh/ disebut dengan ketatausahaan.
b) Dalam Arti Luas
Dalam arti luas administrasi merupakan keseluruhan proses kerja sama dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Menurut Ibrahim Bafadal (2006;3) ciri pokok administrasi ialah sebuah proses, kerja sama dua orang atau lebih, serta memiliki tujuan secara efektif dan efisien
Jadi, administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan yang dilakukan dengan cara kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan.

Hakikat Manajemen
Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan atau mengawasi suatu tujuan tertentu. Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli:
Manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui (mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien ( Ibrahim Bafadal ; 2006; 4)
Menurut “Encyclopedia of the Social Science” yang dikutip oleh Manullang (1981) dinyatakan bahwa manajemen adalah Suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Menurut Masie (1985) manajemen adalah sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama.
Menurut Stoner (dalam Sirait, 1989), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Sedangkan berdasarkan tinjauan para pakar manajemen, mereka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dilihat dari sudut:
a) Proses, manajemen berarti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dipelajari oleh orang lain. Hal ini selanjutnya muncul sebagai manajemen sebagai ilmu pengetahuan.
b) Bakat, manajemen berarti sebagai seni, dimana diakui adanya perbedaan individu sehingga masing-masing individu untuk mencapai tujuan yang sama dapat dilakukan cara yang tidak sama. Asumsi yang digunakan yaitu masing-masing individu memiliki bakat sendiri-sendiri.
Para penulis Amerika mempersamakan pengertian administrasi dengan manajemen, sehingga kedua istilah tersebut sering digunakan silih berganti untuk menunjukkan maksud yang sama. Tetapi, sering juga dibedakan, yakni administrasi lebih banyak digunakan dalam bidang pemerintahan, organisasi sosial yang tidak mencari laba, sedangkan istilah manajemen biasa dipakai di bidang perusahaan yang sifatnya mencari untung.
Perkembangan baru menunjukkan asas pengalaman mengembangkan perusahaan istilah manajemen dipakai sebagai inti dari administrasi. Artinya, supaya administrasi berjalan efektif dan efisien mencapai tujuan, manajemen penting dilakukan terutama dalam pengelolaan dan pengendalian sumber-sumber. Sugandha (1986) menyatakan bahwa administrasi adalah proses penentuan dan pencapaian sasaran dengan memanfaatkan sumber yang ada secara berdaya guna bersama-sama dan melalui orang-orang yang terkoordinasikan.
Menurut Gorton dalam Ibrahim Bafadal (2006; 40) menyebutkan bahwa langkah –langkah manajemen adalah identifikasi masalah, diagnosis masalah,penetapan tujuan, pembuatan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengoordinassian, pendelegasian, penginisiasian, pengomunikasikan, kerja dengan kelompok-kelompok, dan penilaian. Sedangkan menurut Sergiovanni dan kawan-kawan dalam Ibrahim Bafadal (2006; 40) menyebutkan bahwa proses manajemen meliputi planning,organizing,leading, dan pengawasan(controlling).

Administrasi dan Manajemen dalam BK
Administrasi dan manajemen pada dasarnya merupakan kegiatan menghidupkan dan mengendalikan organisasi. Organisasi adalah “wadah” atau badan, yakni kumpulan orang dimana didalamnya dilakukan proses pembagian kerja dan sistem hubungan yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama. Tiap organisasi membutuhkan administrasi dan manajemen digerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui sistem kerja sama sekelompok orang.

Untuk mencapai tujuan, umumnya orang berkumpul dan bekerjasama dalam waktu yang relatif lama, karena orang tersebut menyadari bahwa dengan saling membantu maka pekerjaan dan pencapaian tujuan orang tersebut menjadi lebih dipermudah.

Sekolah adalah suatu organisasi formal. Didalamnya terdapat usah-usaha administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional. Bimbingan dan konseling adalah sub organisasi dari organisasi sekolah melingkupinya. Bila dilihat sebagai organisasi, didalam bimbingan dan konseling terdapat usaha-usaha administrasi, baik dalam arti sempit, maupun dalam arti luas.

Adapun organisasi administrasi BK dalam arti sempit ialah seperti halnya pada masalah ketatausahaan dalam organisasi –organisasi yang lain. Sedangkan administrasi BK dalam arti luas memiliki arti bagaimana dalam suatu organisasi dalam BK memiliki suatu program dari perencanaan sampai controlling dengan melibatkan kerja sama dengan orang yang ada dilingkungan organisasi bimbingan dan konseling untuk mencapi suatu tujuan.

Organisasi bimbingan dan konseling dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Sebagai suatu badan, banyak ahli menawarkan model atau pola organisasi mana yang cocok diterapkan di sekolah. Akan tetapi, pola organisasi manapun yang dipilih harus didasarkan atas kesepakatan bersama di antara pihak-pihak yang terkait di sekolah, yang dilanjutkan dengan usaha-usaha perencanaan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas, pengendalian proses dan penggunaan sumber-sumber bimbingan, usaha-usaha tersebut disebut sebgai administrasi bimbingan dan konseling.

Peranan Kepala Sekolah dalam Manajemen Adminsitrasi BK
Fungsi Kepala Sekolah dalam Administrasi Bimbingan
Kepala sekolah merupakan petugas utama dalam organisasi dan administrasi program bimbingan. Memegang peranan penting dan menentukan baik sebagai pimpinan sekolah, maupun sebagai dewan Bimbingan.

Dalam program bimbingan kepala sekolah mempunyai dua fungsi utama, yaitu :
a) Fungsinya dalam Mengatur Organisasi Bimbingan
Harus mengatur program sekolah, tersedia waktu untuk pelaksanaan berbagai kegiatan bimbingan. Guru khusus yang diserahi tugas khusus sebagai konselor, diberi waktu khusus untuk melaksanakan bebagai kegiatan konseling.
b) Fungsinya dalam Administrasi Bimbingan
Harus mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan; mempersiapkan formulir-formulir, catatan kumulatif atau daftar pribadi. Menyediakan ruangan khusus serta perlengkapannya bagi pelaksanaan layanan konseling dan mengadakan bahan-bahan lainnya yang diperlukan.

Perlengkapan Administrasi Bimbingan
Untuk kelancaran kegiatan administrasi BK perlu dipersiapkan perlengkapan administrasi seperti :
a) Alat tulis menulis
b) Blanko surat seperti laporan bulanan, laporan mingguan, surat undangan, dan sebagainya
c) Agenda surat keluar-masuk
d) Arsip surat-surat
e) Catatan kegiatan harian
f) Buku tamu

Prinsip-prinsip Administrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dalam melaksanakan administrasi bimbingan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan (Sugiyo & Suharto, 1994: 18-19), yaitu:
a) Pembuatan Keputusan
Hal ini penting mengingat bahwa keseluruhan penyelenggaraan bimbingan akan berjalan baik apabila didasarkan atas suatu keputusan yang bijaksana dan mantap. Keputusan itu bukan saja keputusan pimpinan secara sepihak, melainkan keputusan yang dibuat bersama-sama antara pimpinan dan seluruh petugas yang akan melaksanakan keputusan itu. Oleh karana itu, proses pembuatan keputusan tentang bimbingan perlu mengikutsertakan seluruh staf petugas di sekolah yang bersangkutan.

b) Perencanaan
Apabila keputusan dasar telah diambil, maka selanjutnya seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan perlu direncanakan secara terpadu dan sistematik. Perencanaan merupakan aspek yang sangat penting di dalam administrasi penyelenggaraan bimbingan. Dengan penyelenggaraan yang baik, maka layanan bimbingan dapat dilakukan secara merata kepada semua siswa, tugas-tugas pelayanan dapat dibagikan kepada setiap petugas yang bersangkutan secara merata, dana dan sarana bimbingan yang dapat di manfaatkan secara efisien dan efektif, pihak-pihak rujukan dapat digunakan secara memadai, penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil pelayanan bimbingan dapat dilakukan secara teratur. Untuk merencanakan pelayanan bimbingan perlu diperhatikan prinsip-prinsip pokok yang telah dikemukakan terlebih dahulu.

c) Penataan
Apabila layanan bimbingan telah direncanakan dengan memadai, maka untuk melaksanakan rencana tersebut perlu penataan yang seksama. Penataan itu dilakukan menurut berbagai ketentuan dan patokan, di antaranya menurut urutan logis dari pelayanan, urgensi pelaksanaanya, prioritas yang telah ditetapkan, dan kemampuan sekolah untuk melaksanakannya baik kemampuan yang berupa dana, sarana, maupun tenaga.

d) Komunikasi
Rencana dan penataannya itu perlu dikomunikasikan secara memadai kepada semua pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan bimbingan di sekolah yang menyelenggarakannya. Komunikasi itu harus terbuka, terarah, dan berkesinambungan dan lengkap, dengan memanfaatkan saluran-saluran yang formal maupun informal.

e) Koordinasi
Penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah harus dilakukan dengan kerjasama dan koordinasi yang baik. Layanan bimbingan seringkali dilaksanakan oleh berbagai pihak dan melibatkan banyak petugas. Tanpa koordinasi yang sistematik di antara petugas itu maka layanan bimbingan tidak akan mendatangkan hasil yang optimal, bahkan kadang-kadang menimbulkan akibat yang negatif kepada pihak yang dibimbing.

f) Pengawasan
Pengawasan merupakan faktor yang penting dalam penyelenggaraan layanan bimbingan di selolah.pengawasan ini akan dapat mengarahkan seluruh kegiatan penyelenggaraan bimbingan itu. Dengan pengawasan yang memadai, maka kekurangan-kekurangan atau penyimpangan dari hal yang tidak direncanakan dapat dicegah sedini mungkin.

g) Penilaian
Penilaian dalam penyelenggaraan bimbingan di sekolah bukan hanya terbatas pada penilaian hasil layanan bimbingan pada siswa, melainkan juga penilaian terhadap keseluruhan program bimbingan dan proses pelaksanaannya. Hasil penelitian terhadap tiga aspek penyelenggaraan itu (program, proses, dan hasil) dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan secara keseluruhan.

Komponen Dasar Bimbingan dan Konseling
Komponen adalah bentuk atau bagian, jadi komponen dasar bimbingan dan konseling adalah apa saja yang menjadi bagian dasar dari bimbingan dan konseling itu sendiri, sehingga dalam prosesnya akan berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk komponen dasar konseling yaitu:
a) Konselor
Konselor adalah orang yang ahli dibidang konseling, sehingga dapat memberikan pelayanan dan bantuan kepada klien. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:
i. mempunyai wawasan yang luas.
ii. pribadi yang menarik.
iii. harus memiliki sifat yang ramah, mengetahui dan memahami setiap apa yang dikatakan oleh klien atau data-data klien, apa yang dikatakan klien haruslah dipelihara atau dipegang karena dalam konseling itu terdapat azas kerahasiaan.
iv. Konselor harus bersifat sabar untuk mendengarkan agar dapat memahami dari apa yang diceritakan terhadap data-data yang harus dipelihara agar dapat memberi solusi.
v. Konselor harus bersifat humoris agar proses pelayanan tidak kaku.
vi. Klien
vii. Klien adalah orang yang membutuhkan bantuan atau pelayanan dari seorang ahli guna mendapat jawaban atau solusi.
b) Ruangan
Dalam proses pelayanan konseling harus mempunyai ruangan-ruangan tertentu agar terbentuk ruangan yang nyaman dan bagus untuk berkonsultasi dan jauh dari gangguan-gangguan yang bisa mengganggu proses konseling tersebut. Ruangan yang ideal adalah 8 X 8 meter Diantara ruangan yang harus dimiliki adalah:
i. ruang data, yaitu ruangan berkenaan dengan administrasi
ii. ruang tamu, yaitu ruang tempat menunggu
iii. ruang bimbingan individual, yaitu ruang proses pelayanan yang mana konselor yang hanya melayani seorang klien
iv. ruang bimbingan kelompok, yaitu ruang proses pelayan yang mana konselor melayani orang banyak atau kelompok
v. ruang relaksasi, yaitu ruangan yang penuh dengan kenyamanan
vi. ruang kerja, yaitu ruang khusus untuk konselor
c) Sesi
Sesi adalah jumlah pertemuan dalam proses pelayana antara konselor dan klien. Biasanya sesi dilakukan lima sampai 10 sesi.
d) Teknik
Teknik yang digunakan dalam pelayanan itu tergantung yang mana cocok terhadap klien. Teknik yang paling banyak dan paling sering digunakan adalah teknik klien center.
e) Kontrak Kerja
Kontrak kerja harus ada, bertujuan agar proses bisa lancar, ada kesepakatan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Comments