Anne Roe.
Guru besar pada universitas of Arizona, Amerika. Mengemukakan bahwa:
“Pola
pengembangan arah pilih jabatan terutama sangat di tentukan oleh kesan pertama.
Yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas
dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang
berupa energi psikis.”
Energy
psikis ini memiliki pengaruh yang besar dalam mempengaruhi pilihan jabatan
karir pada seorang anak. Sedangkan pesan puas dan tidak puas pada anak dalam
struktur emosi keluarga selalu memiliki dampak tertentu terutama terhadap
orientasi anak dalam lapangan jabatan atau karir , serta kehidupannya nanti.
Pandangan
–pandangan dari teori jabatan karir Anne Roe:
1. Hipotesa
tentang hubungan pengalaman yang lalu dan pilihan jabatan
a) The
hereditary bases for intelligence special abilities interests attitudes and
other personality variables seem usually to be nonspecific.
Hipotesa
disini berkenaan dengan dasar-dasar hereditas, seperti inteligensi, kemampuan
khusus, minat-minat dan variable-variable kepribadian lainnya yang nampaknya
kurang begitu penting
b) The
pattern of development of special abilities is primarily determined by the
directions in which psychic energy comes to be expended involuntarily and
frustasions
Hipotesa
yang mengemukakan bahwa pola perkembangan kemampuan khusus terutama ditentukan
oleh pengamatan individu itu sendiri yang secara tidak sengaja dibarengi oleh
energy psikis
c) These
directions are determined in the first palce by patterning of early
satisfactions and frustasions
Hubungan
antara teori jabatan Maslow dan Roe ditekankan pada pilihan jabatan yang akan
mencerminkan orientasi pribadi yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan orang tu
amengasuh anak. Roe berhipotesa bahwa orang tua yang memberikan perhatian
anaknya berlebihan dan juga terlalu banyak menuntut akan mempengaruhi pilihan
jabatan karir anaknya untuk menuju karir yang berkaitan dengan hal jasa.
Sedangkan orang tua yang kurang memberikan perhatian terhadap anaknya akan
menggiring pilihan jabatan karir anaknya kedalam bidang ilmu pengetahuan,
teknik atau pekerjaan lapangan.
Sebagaimana
tertulis dalam bukunya Theories of Vocational Choice (1956) Anne Roe
mengemikakan pandangannya, sebagai berikut:
Hipotesa
tentang hubungan antara pengalaman yang lalu dengan pilihan jabatan.
• Dasar
hereditas kurang begitu penting
• Kemampuan
khusus ditentukan oleh pengamatan individu itu sendiri
• Pilihan
pekerjaan seseorang ditentukan pada kesan pertama atas perasaan puas atau tidak
Anne Roe
juga menekankan unsure perkembangan dalam pilihan karir, lebih-lebih corak
pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang
ditetapkan oleh orang tua terhadap anak kecil.Dalam bukunya The Psychology of
Occupations (1956), Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak
kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan.
Ada berbagai
macam pengalaman anak pada masa lalu mempunyai pengaruh terutama berkaitan
dengna posisi anak dalam struktur emosi keluarga, diantaranya:
a) Anak
sebagai pusat curahan emosi orang tua termasuk didalamnya anak yang terlalu
dilindungi dan anak yang terlalu dituntut
b) Anak yang
dijauhi orang tua termasuk didalamnya anak yang menjadi pelampiasan penolakan
dan anak yang tidak diperhatikan atau diabaikan
c) Anak yang
diterima yang bisa berbentuk orang tua yang menerima anak secara kebetulan dan
orang tua yang menerima anak sepenuh hati
Dalam teori
Anne Roe mengenali delapan kelompok pekerjaan dan enam aras (tingkatan untuk
setiap kelompok. Kelompok (penggolongan) itu adalah (Roy dan Lunnenborg dalam
program bimbingan karir di sekolah, 1996):
1. Jasa :
orang bekerja untuk melayani orang lain, berbuat untuk kepentingan orang lain.
2. Kontrak
bisnis: hubungan orang-orang dalam pekerjaan menekankan tujuan mempengaruhi
orang lain (persuasi) daripada memberikan bantuan.
3.
Organisasi: pekerjaan –pekerjaan manajerial, kerah putih, hubungan formal antar
orang.
4.
Teknologi: pekerjaan berkenaan dengan produksi, pemeliharaan pengangkutan
barang dan keperluan umum, teknik, kerajinan, transportasi, komunikasi dan
sebagainya, hubungan antar prinbadi kurang penting, fokus perhatian adalah barang.
5. Luar
rumah: pekerjaan-pekerjaan di luar rumah, seperti pertanian, pengairan,
pertambangan, kehutanan, peternakan; hubungan antar orang tidak penting;
pekerjaan luar yang menggunakan mesin .
6. Sains:
pekerjaan keilmuan, penerapan teori, penelitian; untuk penelitian-penelitian di
bidang ilmu perilaku, seperti psikologi.
7. Budaya
umum: pekerjaan-pekerjaan pekerjaan dan pewarisan budaya seperti
pendidikan-keguruan , wartawan, hukum, keagamaan, bahasa dan humaniora lainnya.
8. Seni dan
hiburan: hubungan dalam pekerjaan ini adalah antara satu orang, atau kelompok.
Yang memiliki keterampilan khusus di bidang seni dengan masyarakat umum.
Adapun
keenam aras itu adalah adalah:
1.
Profesional dan manajerial 1: mencakup pencipta, pembaharu, dan menejer puncak;
bekerja dengan tanggung jawab dan kemandirian (otonomi) penuh, pengambilan
keputusan dan pembuat kebijaksanaan, berpendidikan tinggi tingkat
doktor/setara.
2.
Profesional dan manajerial 2: otonomi tanggung jawab lebih sempit (agar
kutang), penafsir kebijaksanaan, pendidikan tinggi tingkat sarjana sampai
megister.
3. Semi
profesional dan bisnis kecil: tanggung jawab rendah, penerapan kebijaksanaan
hanya untuk diri sendiri, berpendidikan menengah atas umum atau teknologi
kejuruan.
4. Terampil:
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan pelatihan keterampilan dan pngalaman
khusus
5.
Semiterampil pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan-pelatihan tingkatan yang
agak terampil yang agak kurang, otonomi dan inisiatif jauh kurang dituntut.
6. Tak
terampil : pekerjaan tingkat ini tidak mempersyaratkan pendidikan atau
pelatihan khusus, pekerjaan bersifat repetitif dan pekerjaan hanya dituntut
untuk mempu mengikuti pedoman atau pedoman kerja yang ditetapkan.
Anne Roe
juga meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta
pengaruh dari pola pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
dikembangkan oleh anak dan hubungan antara struktur kebutuhan pribadi itu
dengan gaya hidup pada unsure dewasa kelak.
Roe juga
menerapkan klasifikasi hierarkis tentang tahap-tahap kebutuhan (needs) yang
diciptakan oleh Maslow, yaitu secara berturut-turut: kebutuhan psiologis,
kebutuhan merasa aman dan terlindung dari bahaya, kebutuhan merasa diterima dan
disayangi, kebutuhan akan rasa harga diri dan menjadi independent, kebutuhan
akan informasi, kebutuhan mengerti dan memahami, kebutuhan menghayati
keindahan, dan kebutuhan mengembangkan diri seoptimal dan semaksimal mungkin.
Menurut
Maslow, “kebutuhan-kebutuhan pada tahap lebih tinggi tidak akan dirasakan dan dihayati
kalau kebutuhan pada tahap dibawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan.
Kebutuhan-kebutuhan mana akan lebih dihayati dan lebih diprioritaskan oleh
orang dewasa (struktur kebutuhan). Sedangkan menurut Roe, “kebutuhan-kebutuhan
pada tahap lebih tinggi sangat ditentukan oleh keseluruhan pengalaman frustasi
dan kepuasan pada masa kecil.” Misalnya, orang-orang yang suka bekerja bersama
orang lain, dianggap cenderung demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang
kuat untuk diterima baik oleh orang lan. Semua orang ini dididik oleh orang tua
yang menunjukkan sikap menerima dan menyayangi. Sebaliknya, orang-orang yang
lebih suka bekerja dengan menangani barang/benda tanpa mencari kontak dengan
individu disekitarnya itu dianggap berkecenderungan demikian karena mereka
menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya.
Semua orang ini dididik oleh orang tua yang menunujukkan sikap dingin dan
menolak.Corak pergaulan antara orang tua dan anak dipandang sebagai sumber
utama kebutuhan, minat, dan sikap, yang tercerminkan dalam pilihan jabatan pada
umur lebih tua.”
Roe
menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori dasar, yaitu jabatan yang
berorientasi pada kontak dengan orang lain(person oriented) dan yang
berorientasi pada benda-benda(non person oriented).Contoh bidang jabatan yang
tergolong dalam kelompok yang pertama adalah jasa, bisnis, manajement,
pelayanan social, dan aktifitas dibidang cultural.Contoh bidang jabatn yang
tergolong dalam kelompok yang kedua adalah teknologi, bekerja di lapangan
seperti pertanian, dan pertambangan, serta penelitian ilmiah. Dalam setiap
kategori terdapat tahap-tahap.Menurut Roe, pilihan kategori jabatan terutama
ditentukan oleh kemampuan seseorang dan latar belakang sosila
kulturalnya.Namun, dalam karya tulisnya ynag terbit kemudian (1972), Roe
meninggalkan pandangannya bahwa corak pergaulan antara orang tua dan anak, yang
berbeda-beda, akan menghasilkan pilihan jabatan yang berlain-lainan.Diakuinya,
bahwa masih terdapat aneka factor lain yang mempengaruhi pilihan jabatan,
meskipun arah orientasi yang ditanamkan pada umur sangan muda dikatakan kiranya
tetap berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang menyangkut jabatan yang
dipegang dikemudian hari. Roe menegaskan pula, bahwa tidak terdapat hokum yang
berbunyi: “Hanya ada satu-satunya jabatan yang paling cocok bagi seseorang”
atau “ hanya ada satu-satunya orang yang paling tepat untuk memegang jabatan
tertentu
Meskipun
data hasil penelitian lebih lanjut terdapat validitas teori itu tidak mendukung
pandangan Roe mengenai hubungan erat antara perlakuan orang terhadap anak dan
pilihan jabatan di kemudian hari, pandangan ini mempunyai sedikit relevansi
bagi konselor karir.Dalam hal ini, Samuel H. Osipow dalam bukunya Theoriest of
Career Development (1973) berpendapat, bahwa konselor sekolah dapat membantu
orang muda, yang ternyat belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh
kebutuhan pokok yang melandasi mitivasinya dalam memperjuangkan suatu gaya
hidup (life Style), untuk berefleksi diri. Misalnya bila manusia muda
mencita-citakan suatu jabatan yang menghasilkan uang banyak, mungkin orang itu
sanagt menghayati kebutuhan menikmati hidup yang secara ekonomis serba terjamin
supaya merasa aman terhadap kegoncanagn dalam hidup. Bahkan ada kemungkinan
bahwa sikap hidup ini ditanamkan dalam lingkungan keluarganya, yang menyamakan
keamanan dalam hidup dengan jaminan ekonomis mewah.Persoalan yang dihadapi
konselor ialah, apakah dia sebaiknya berusaha meningkatkan tahap kebutuhan
orang muda itu, karaena jaminan ekonomi saja tidak mesti membuat orang dewasa
akan selalu merasa bahagia.
DAFTAR
PUSTAKA
Winkel,W.S
dan M.M Sri Hastuti.2007.Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan.yogyakarta: Media Abadi
Sukardi,
Dewa Ketut. 1984. Bimbingan Karir Disekolah Sekolah.Surabaya: Usaha Nasioanal
Munandir.
1996. Program bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Departemen pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Dikti
Comments