Dewasa
menurut teori psikologi adalah mereka yang sudah berumur lebih dari 20
tahun. Dewasa yang dimaksud pada bagian ini tidak hanya pada bentuk
fisiknya yang membesar ataupun raut mukanya sudah berumur, melainkan
pada sisi pola perkembangan kognitif orang tersebut. Secara teori
pendekatan konseling AT (Analisis Transaksional), dewasa
itu memiliki kecenderungan berpikir, bersikap dan bertindak
dengan penuh pertimbangan, diterima akal sehat, dan berfokus pada
kejadian kondisi saat ini dan di sini dengan melihat segala sumber daya
yang tersedia tanpa mencari hal-hal lain yang memang tidak ada.
Dari hal di atas, mari kita lihat orang-orang di sekitar kita. Apakah mereka yang sudah "dewasa" memang demikian? (1) apakah orang "dewasa" memang selalu lebih bijak? (2) apakah orang dewasa selalu lebih tertata hidupnya? (3) apakah orang dewasa adalah mereka yang selalu tepat dan tidak pernah melanggar? atau sebaliknya, bahwa dewasa itu adalah sosok yang sangat membosankan, menyebalkan, penuh aturan, bertele-tele, dan kaku? coba renungkan.
Lebih bijak, orang dewasa
memang diidentikan dengan sikapnya yang penuh dengan pertimbangan yang
tepat dalam mengambil keputusan. Orang dewasa melihat resiko atau
kemungkinan yang akan terjadi dari sebuah keputusan, semua itu tak lepas
dari sudah banyaknya pengalaman yang didapat oleh kaum dewasa. Mereka
cenderung bisa belajar dari masa lalu ketika mengambil sebuah keputusan.
Pertimbangan mereka cenderung lebih matang, lebih bisa diterima akal
sehat. Makanya sosok dewasa cenderung dipandang lebih bijak.
Masalahnya sekarang yaitu apakah "semua orang dewasa demikian"? Singkat dan hemat saya bahwa tidak semua orang yang umurnya sudah memenuhi kriteria dewasa bisa bersikap demikian-bijak. Coba
perhatikan orang di sekitarmu, pernahkah kamu melihat orang yang
umurnya sudah dewasa tetapi masih bersikap kekanak-kanakan, cenderung
ceroboh, cenderung tidak belajar dari pengalaman-kegagalan dan
keberhasilan? Lalu salahkah mereka? Jelas tidak salah.
Orang
dewasa-bijak itu adalah dari hasil proses belajar dan pengalaman semasa
hidupnya. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi tersebut seperti
lingkungan keluarga, lingkungan teman sebayanya, lingkungan sosial
kemasyarakatannya juga ikut serta dalam pembentukan kebijaksanaan
seseorang. Kamu pasti mengenal keyakinan bahwa "anak yang manja, pasti
karena dulu orang tuanya memanjakan anak tersebut", sehingga sampai dia
besar manjalah dia. Benar sekali keyakinan tersebut, perlakuan orang tua
memang sangat berpengaruh pada pembentukan kepdibadian seseorang,
selain faktor lingkungan teman sebaya dan lingkungan sosial
kemasyarakatannya.
Orang yang seharusnya bisa bersikap
dewasa-bijak, tetapi alih-alih malah sebaliknya memang tidak salah. Coba
anda pikirkan, pernahkan anda menemukan orang yang memang manja
tiba-tiba dengan ajaibnya menjadi sosok yang sangat bijak ketika di
depan orang tertentu, misalnya di depan orang yang sangat dia cintai.
Tidak usah heran ketika anda menemukan keajaiban tersebut. Pada dasarnya
setiap orang itu memang memiliki tiga sistem ego/pribadinya yaitu
Anak-anak, Dewasa, dan Orang tua. Artinya, siapapun akan mampu
menampilkan sikap yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan siapa orang
tersebut sedang berhadapan. Setiap individu bisa memilih ego mana yang
akan ditampilkan. Hanya sejauh ini, ego yang paling baik dan dianjurkan
untuk ditunjukan sebenarnya adalah ego Dewasa karena beberapa alasan.
Salah satu alasanya yaitu dewasa itu lebih adil, lebih seimbang, tidak
menghakimi, dan dewasa itu membahagiakan untuk semua pihak karena dewasa
itu jauh dari kata egois.
*Jawaban bagian 2 dan 3 menyusul pada bagian selanjutnya.
Comments