Be Silent Person

Silent is gold, akhir-akhir ini menjadi cara terbaiku untuk menanggapi pembicaraan yang menurut saya tidak penting. Jauh dari hal itu, sebenarnya saya ingin mencoba menenangkan diri saja tanpa menyakiti siapapun. Taukah kamu, akhir-akhir ini saya lebih banyak dan dengan mudah menemukan orang yang bisa dibilang "ngeyel". Semakin umur saya bertambah, semakin saya berteman dengan orang yang berumur pula dan saat itulah saya semakin menemukan orang yang "ngeyel", entah karena memang makin banyaknya orang pintar di sisiku atau aku saja yang terlalu mau menangnya sendiri.
Silent, diam bagiku adalah teknik terbaik untuk bersahabat dengan gejolak dalam hati. Entah dan biarlah suara bising ada di sekitarku, prinsip saya adalah ketika saya melakukan hal yang benar, sesuai norma, dan realistis maka saya tak perlu banyak kata, banyak bicara, dan mengikutsertakan orang lain. Biarlah mereka berbicara dan bersuara sekencangnya, saya tetap pada prinsip saya bahwa saya akan tetap teguh, tetap tenang untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugas saya.
Silent, membosankanlah orang yang cenderung diam. Tapi bagiku menyenangkan, saya terbebas dari kicauan yang lain seketika saat saya diam. Seperti halnya rumus perilaku yaitu stimulus-Respons, saat saya diam maka stimulus yang berkepanjangan pun tak bertahan lama, stimulus tak berkondisi tersebut hilang tanpa aku minta. Pernahkah kalian menemukan orang yang memang menjadi sasaran empuk untuk jadi perbincangan, jadi bahan bully? tahukah apa penyebab hal tersebut bisa terjadi dan terus menerus? salah satu penyebabnya yaitu orang tersebut memberikan respons yang memuaskan dan sesuai harapan dari penstimulus-pembully. Coba saja ketika ada orang mencoba membully mu, dan saat itu kamu not respons, not over reaction, perhatikan orang yang membully mu apakah mereka merasa puas?
Perlu diketahui bahwa kecenderungan yang terjadi saat ini yaitu, bahagia itu ketika bisa menertawakan orang lain, ketika bisa melihat orang lain bertingkah wagu, bertingkah tak sewajarnya, dan cenderung melihat orang lain menderita. Padahal mereka tahu jika bully  jelas-jelas tidak dianjurkan dalam pergaulan. Alih-alih ketika orang yang diajak bercanda, dibully merasa sakit hati, maka akan ada kata yang menjadi pamungkas dan rasionalisasi para penguasa perasaan orang lain yaitu "mainmu kurang jauh, pulangmu kurang larut malam". Sekarang dimana posisi pemahaman every person is unique, every person is different, every person have culture, every person is freedom, and every one can show emotion when get pressure. Apakah kaum pembelajar saat ini hanya sebuah teori? Apakah dunia nyata pergaulan saat ini tak membutuhkan pandangan pemahaman terhadap adanya perbedaan? entahlah!
Sekali lagi, andalan selanjutnya adalah autoplastis dan alloplastis. Basi bukan? alasannya adalah sejauh mana anda bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, atau lingkungan yang menyesuaikan diri dengan anda. Sekarang apakah anda akan menyesuaikan diri dengan lingkungan ketika anda berada di lingkungan kurang baik untuk perkembangan diri anda? sedangkan anda tidak mungkin untuk mengubah lingkungan, hanya menjadi minoritas dan mustahil untuk mengubah sebuah lingkungan. Jawaban selanjutnya adalah "i will be my self". Setelah sekian lama anda akan merasa asing dengan lingkungan anda dan saat itulah akan muncul konflik dalam diri. Saat itu pula anda mulai acuh dengan dunia sekitar, setelah sekian lama anda akan mendapatkan medally "good silent person". ADIL?

Comments